Peneliti dari Balai Arkeologi Papua menemukan cangkang kerang laut yang diduga sisa makanan manusia prasejarah di wilayah Bukit Khulutiyauw, Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura. Cangkang termasuk jenis moluska laut bivalvia famili verenidae.

Cangkang kerang laut itu ditemukan di permukaan bukit sebelah selatan, bersama tulang binatang dan pecahan gerabah. Menurut arkeolog Hari Suroto, temuan ini merupakan sisa makanan manusia pengihuni Situs Khulutiyauw.

“Menunjukkan variasi jenis bahan pangan yang mereka konsumsi dan jenis aktivitas mereka dalam memperoleh makanan,” ujar Hari, pada Selasa, 27 Juli 2021.

Selain itu, tulang binatang menunjukkan bahwa pada masa lalu mereka hidup berburu. Seperti diketahui, sebelah selatan Bukit Khulutiyauw berupa savana tempat hidup tikus tanah, kanguru, dan biawak atau soasoa.

Sedangkan cangkang kerang, kata Hari, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya beraktivitas di kawasan Danau Sentani saja, tapi daya jelajahnya hingga menjangkau pesisir pantai. Sebelah timur Danau Sentani terdapat Teluk Youtefa, sedang bagian barat terdapat Teluk Tanah Merah.

Diperkirakan juga, kerang dibawa dari pantai, kemudian dibarter dengan komoditas danau, misalnya gerabah. “Cangkang kerang berwarna putih, hal ini menunjukkan cara memasaknya dengan direbus,” tutur Hari.

Sebelumnya, di sekitar wilayah yang sama juga ditemukan fosil kayu berusia 15 juta tahun lalu, serta artefak batu sebagai alat memasak presto ikan dalam gerabah peninggalan masa zaman megalitikum.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *