Masyarakat memiliki kearifan lokal yang mendukung mereka agar terhindar dari infeksi Covid-19. Di Kampung Abar, Papua, misalnya. Jauh sebelum pemerintah mengkampanyekan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona, mereka sudah menerapkan sejak dulu.
Penduduk Kampung Abar yang tinggal di tepi Danau Sentani, Kabupaten Jaypura, Papua, menjalani aktivitas sehari-hari dengan menjaga jarak dan membatasi mobilitas. Kepala Suku Abar, Naftali Felle mengatakan, mama-mama yang sehari-hari membuat gerabah biasanya bekerja di rumah masing-masing. Kaum pria juga pergi ke kebun atau menjaring ikan di Danau Sentani secara perorangan.
“Kami jarang sekali kumpul-kumpul atau berkerumun dalam kegiatan sehari-hari,” kata Naftali pada Selasa, 20 Juli 2021. Tak cuma itu, dia mengatakan penduduk Kampung Abar punya kuliner khas yang mampu menjaga daya tahan tubuh dari berbagai penyakit.
Kuliner yang dia maksud adalah papeda panas dan ikan kuah kuning. “Seusai makan papeda dan ikan kuah kuning, biasanya badan berkeringat. Itu salah satu yang membuat kami selalu sehat sejak nenek moyang dulu,” kata Naftali.
Dari sisi geografis, perlu usaha ekstra untuk mencapai Kampung Abar yang selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di Papua. Setiba di Bandara Sentani, wisatawan menuju Dermaga Yahim melalui jalur darat sekitar 25 menit. Dari situ, naik perahu selama 15 menit ke arah selatan Danau Sentani. Di sanalah Suku Abar bermukim.
Naftali menjelaskan, jumlah wisataawan yang datang ke Kampung Abar selama pandemi Covid-19 memang jauh berkurang. Meski begitu, mama-mama perajin gerabah tetap berkarya sebagai persiapan Festival Makan Papeda dalam Gerabah yang akan berlangsung pada 30 September 2021.
Dengan kebiasaan masyarakat dan letak geografis tadi, Naftali melanjutkan, hingga kini nol kasus Covid-19 di Kampung Abar. Di Kabupaten Jayapura, Papua, terdapat tiga distrik yang termasuk zona merah Covid-19, yakni Distrik Sentani, Distrik Sentani Timur, dan Distrik Waibu. Kampung Abar masuk Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, selama Juli 2021, tim peneliti melakukan riset arkeologi prasejarah di Kampung Abar. Sebelum masuk ke kampung itu, setiap orang harus menjalani rapid tes antigen. “Jika hasilnya negatif, baru boleh masuk Kampung Abar,” ucap Hari Suroto yang juga dosen Arkeologi Universitas Cenderawasih.